monggo

selamat datang di Neuron (Nursing CreativeGeneration)NISC 2011....:) :) :)

Rabu, 04 Januari 2012

tambahan materi psikologi orang sakit


“PSIKOLOGI ORANG SAKIT”

Respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang diderita:
1.       Penolakan
Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat)
2.       Cemas
Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan sesuatu yang umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan membayangkan kematian yang akan terjadi padanya.
3.       Depresi
Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis. Kurang lebih sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung mengalami depresi. Untuk dapat memahami respon yang terjadi atas perubahan yang ada pada penderita penyakit kronis, perlu pemahaman yang mendalam tentang diri individu (self) itu sendiri. Self merupakan salah satu konsep utama dalam ilmu psikologi. Para psikolog mengacu pada self concept sebagai keyakinan atas kualitas dan penilaian yang dimiliki seseorang.
1.       The physical self
Body image merupakan penilaian dan evaluasi atas fungsi dan penampilan fisik seseorang. Body image yang rendah berhubungan dengan harga diri yang rendah diikuti dengan terjadinya peningkatan depresi serta kecemasan.
2.       The achieving self
Jika keadaan penyakit kronis menjauhkan individu dari aktivitas ini, konsep diri individu yang bersangkutan bisa terkoyak dan rusak. Namun jika pekerjaan dan hobi sama sekali tidak terpengaruh oleh keadaan sakit dan sebagainya, individu dapat  memperoleh kepuasan tersendiri dan meningkatkan harga dirinya.
3.       The social self
Menciptakan kehidupan kehidupan sosial pasien penderita penyakit kronis merupakan aspek yang penting. Bentuk  sumber daya sosial yang dapat membantu individu yang menderita penyakit kronis misalnya dengan pemberian informasi, bantuan dan dukungan emosional. Partisipasi keluarga dalam proses rehabilitasi merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan.


Gambaran kognitif dari kesakitan
Sejumlah penelitinan menyatakan bahwa orang mempunyai gambaran kognitif dan terorganisir tentang kesehatan dan kesakitan yang sangat berpengaruh terhadap cara mereka bereaksi terhadap gejala-gejala dan kesakitan. Leventhal dkk.(1984) menyatakan bahwa manusia cenderung mendefinisakan atau menampakan kesakitan pada dua tingkat; tingkat konkrit mengenai pengalaman gejala, dan tingkat abstrak mengenai nama-nama kesakitan.
Menurut Leventhal dkk.(1984) manusia menggunakan informasi ini untuk membentuk gambaran kongitif dari kesakitan. Hal ini melibatkan ciri-ciri berikut :
1.       Identitas, yang terdiri dari pola gejala dan label kesakitan
2.       Penyebab yang dirasakan
3.       Gambaran mengenai parahnya atau mengenai lamanya konsekuensi kesakitan
4.       Batas waktu atau harapan mengenai lamanya kesakitan (Leventhal 1983)
5.       Gambaran tentang penyembuhan dan pengobatan
Bishop menyatakan bahwa skema-skema kesakitan (illness schemes) merupakan dasar prototype penyakit yang merupakan dasar penyakit yang merupakan gambaran abstrak mengenai penyakit-penyakit tertentu (Rodin & Salovy, 1989) Protipe penyakit bisa membantu manusia untuk mengatur dan mengenai sensasi fisik yang sebaliknya mungkin tidak bias diinterprestasikan. Sebagai contoh, sesorang yang menderita demam mungkin akan berfikir bahwa dia terkena tipus.
Dari sudut pandang antropologi, Kleinman menayatakan bahwa para professional dan pasien menggunakan suatu “explanatory model” mereka sendiri yang bias dipakai untuk memahami suatu gejala dalam konteks tertentu (Chrisman & Kleinman, 1983; Kleinman, 1985). Mereka mencoba menjelaskan lima aspek kesakitan, yaitu :
1.       Etilogi kondisi
2.       Waktu dan permulaan adanya gejala
3.       Proses pathofisiologi yang ada
4.       Asal-usul dan keganasan kesakitan
5.       Pengobatan yang sesuai terhadap kondisi
Sebuah factor penting dalam intreprestasi gejala adalah etiologi kesakitan yang dirasakan, terutama yang terjadi pada empat tingkat berbeda;
1.       Dalam diri seorang pasien
2.       Dalam dunia alam
3.       Dalam dunia social
4.       Dalam dunia supernatural
Tahapan Proses Sakit
1.      Tahap Gejala
Tahap ini merupakan tahapan awal seseorang mengalami proses sakit dengan di tandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti adanya perasaan nyeri, panas, dll sebagai manifestasi terjadinya ketidak seimbangan dalam tubuh.
2.      Tahap asumsi terhadapa sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interprestasi terhadap sakit yang dialaminya  dan akan merasakan keraguan pada kelainan dan gangguan yang dirasakan pada tubuhnya. Setelah mengintrepretasikan gejala itu, maka seseorang akan merespon dalam bentuk emosi terhadap gejala tersebut, seperti merasakan ketakutan atau kecemasan.Untuk mengatasi ketakutan atau kecemasan tersebut, kemudian melakukan konsultasi dengan orang sekitar atau orang yang di anggap lebih mengetahui atau datang ke tempat pengobatan. Tahap ini di pengaruhi pleh beberapa faktor, di antaranya pengetahuan dan pengalaman.
3.      Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Pada tahap ini seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat atau lainnya yang di lakukan atas inisiatif sendiri. Proses pencarian informasi ini di lakukan untuk mencari pembenaran keadaan sakitnya, kemudian untuk mengetahui gejala-gejala yang tidak di mengerti oleh klien  dan adanya keyakinan bahwa dirinya akan lebih baik.
4.      Tahap Ketergantungan
Tahapan ini terjadi setelah seseorang di anggap mengalami suatu penyakiyang tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan, akan tetapi tidak semua mempunyai tingkat ketergantungan yang sama melaikan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhannya. Kondisi ini juga dapat di pengaruhi oleh tingkat penyakitnya. Tahapan ini dapat dilakukan dengan pengkajian kebutuhan terhadap ketergantungan dan dapat diberi support agar seseorang mengalami kemandirian.
5.      Tahap penyembuhan
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampun untuk beradaptasi, dimana seseorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan peranannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit serta adanya persiapan untuk berfungsi dalam kehidupan sosial. Peran tenaga kesehatan disini dengan membantu klien untuk menungkatkan kemandirian serta memberikan harapan dan kehidupan menuju kesejahteraan.



Dampak sakit
Dampak sakit bisa terjadi pada individu yang telah mengalami sakit baik yang dirawat dirumah maupun dirawat di rumah sakit. Dampak tersebut dapat terjadi pada individu, keluarga atau masyarakat. Dampak-dampak tersebut antara lain:
1.       Terjadi perubahan peran pada keluarga.
Selama sakit peran dalam keluarga akan mengalami gangguan mengingat terjadi pergantian peran dari salah satu anggota keluarga yang mengalami sakit.
2.       Terjadinya gangguan psikologis. Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya stres (ketegangan) samapai mengalami kecemasan yang berat, apabila psikologisnya tidak disiapkan dengan baik. Proses terganggunya psikologis ini di awali dengan adanya konflik terhadap dirinya seperti kecemasan, ketakutan, dll)
3.       Masalah keuangan. Dampak ini jelas akan terjadi karena adanya beberapa pengeluaran keuangan yang sebelumnya tidak di duga selama sakit mengingat biaya perawatan dan obat-obatan cukup mahal.
4.       Kesepian akibat perpisahan. Dampak ini dapat terjadi pada seseorang yang sebelumnya selalu berkumpul dengan keluarga, namun ketika sakit orang tersebut harus dirawat dan berpisah dari keluarganya.
5.       Terjadiya perubahan kebiasaan sosial. Ini jelas terjadi mengingat selama di rumah interaksi dengan lingkungan masyarakat selalu terjadi akan tetapi ketika seseorang sakit seluruh aktivitas soaialnya akan mengalami perubahan.
6.       Terganggunya privasi seseorang. Terganggunya privasi seseorang dapat di tunjukkan pada perasaan menyenangkan yang merefleksikan tingkat penghargaan seseorang. Perasaan menyenangkan ini  akan mengalamigangguan karena aktivitasnnya terbatas dengan kehidupan di rumah sakit serta kebutuhannya terganggu sehingga membuat perasaan menjadi tidak menyenangkan yang mengakibatkan penghargaan sulit di capai.
7.       Otonomi.Telah di sediakannya kebutuhan bagi pasien di rumah sakit mengakibatkan menurunnya kemampuan aktivitas pasien karena keadaan untuk mandiri dan mengatur sendiri sulit di capai sehingga pasien akan selalu memiliki ketergantungan.
8.       Terjadinya perubahan gaya hidup. Adanya peraturan dan ketentuan dari rumah sakit khususnya perilaku sehat serta aturan dalam makan,obat dan aktivitas, agar seseorang akan mengalami perubahan dalam gaya hidupnya yakni selalu hati-hati dan menghindari hal-hal yang di larang sesuain dengan ketentuan proses perawatan dan pengobatan.

Perilaku pada orang sakit
Adapun perubahan yang terjadi selama sakit antara lain :
1.       Adanya perasaan ketakutan
Perubahan perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan di tandai adanya perasaan takut sebagai dampak dari sakit.
2.       Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan yang di alami seseorangpun akan berbeda. Untuk mengurangi kecemasan, maka seseorang akan berperilaku menarik diri seperti diam jika tidak di beri pertanyaan
3.       Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang di tunjukkan dengan selalu banyak mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lain
4.       Sensitif terhadap persoalan kecil
Pada orang sakit perubahan perilaku ini biasanya selalu di timbulkan dengan selalu mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampakterganggunya psikologi seperti selalu mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuai dengan dirinya.
5.       Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapat di tunjukkan dari seseorang yang mengalami sakit dengan mudah mengangis, tersinggung, marah serta tuntutan perhatian yang lebih dari orang sekitar.
6.       Perubahan persepsi
Terjadinya perubahan persepsi selama sakit ini dapat di tunjukkan dengan persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang yang dapat membantu untuk menyembuhkannya sehingga menaruh harapan sangat besar pada dokter dan perawat.
7.       Berkurangnya minat
Perubahan perilaku yang di tunjukkan pada seseorang yang mngalami sakit ini adalah berkurangnnya minat karena terjadi stres (ketegangan) yang diakibatkan penyakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Tahap-tahap perilaku sakit
1.      Prograstination yaitu proses penundaan pencarian pengobatan diantara waktu-waktu gejala pertama kali dirasakan dengan ketersediaan sumber daya.
2.      Self medication yaitu proses upaya pengobatan dan penyembuhan oleh diri dan keluargannya dengan menggunakan berbagai ramuan atau resep pengobatan sendiri di toko obat, dengan tujuan pertolongan pertama maupun utama.
3.      Shopping yaitu prosesmencari beberapa sumber pengobatan (medical care) yang berbeda-beda, dengan tujuan mencari diagnosis dokter/institusi kesehatan.
4.      Fragmentation yaitu proses pengobatan atau penyembuhan oleh individu di beberapa tempat fasilitas kesehatan dalam rangka kemantapan pengobtan atau diagnosis.
5.      Discontinuity yaitu proses individu untuk menghentikan pengobatan atau tidak melanjutkan pengobatan karena merasa sembuh atau daya telah habis.
Hak orang sakit
1.      Bebas dari segala tanggung jawab sosial ( di keluarga, tempat kerja, atau organisasi masyarakat )
2.      Menuntut ( mengklaim bantuan/perawat orang lain)
Kewajiban orang sakit
1.      Sembuh dari penyakitnya.
2.      Mencari pengakuan nasehat-nasehat dan kerja sama dengan petugas kesehatan.
3.      Selalu harus dalam kondisi sehat (hak-kewajiban)
Faktor perilaku sakit
1.      Faktor fisik: gejala dan tanda-tanda menonjol di lihat/ dikenali dan dirasa.
2.      Faktor seriousness ( keparahan ) terhadap gejala dan tanda bahanya penyakit.
3.      Faktor sosial relationships : putusnya hubungan dengan keluarga, pekerjaan dan aktivitas sosial.
4.      Faktor Frekuensi tanda dan gejala muncul
5.      Faktor sensivitas : nilai ambang batas rasa sakit dan kepekaan terhadap kesakitan
6.      Faktor knowledge dan asuransi terhadap tanda dan gejalanpenyakit.
7.      Faktor kebutuhan dasar(basid need) individu yang sakit.
8.      Faktor responsivness : respon individu berkala penyakit datang.
9.      Faktor perbedaan interpretasi antar individu dengan pihak luar.
10.  Faktor tersediannya sumber daya
11.  Faktor budaya
12.  Faktor latar belakang dan keturunan (karakteristik demografi, geografi dan psikografi)

 Faktor yang mempengaruhi perubahan status kesehatan
1.      Perkembangan
Perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan di mulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Contoh : Pada bayi atau anak-anak yang tahap perkembangannya belum mencapai kematangan, maka status kesehatannya sangat rentan terhadap penyakit, bayi dan anak-anak mudah sekali terkena penyakit di bandingkan orang dewasa, demikian juga dengan usia lanjut, diman semua daya imunitas akan menurun.
2.      Sosial dan Kultur
Sosial dan kultur dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan. Contoh : seseorang yang memiliki lingkungan tempat tinggal yang kotor namun jarang terjadi penyakit dalam lingkungan itu, demikian juga seseorang yang memiliki sosial ekonomi rendah akan berespon baik ketika mengalami flu dan menganggap hal tersebut tidak menjadi masalah dan sebaliknnya jika penyakit flu menyerang kepada sosial ekonominya tinggi, penyakit tersebut dapat mengganggu dirinya dalam kehidupan.
3.      Pengalaman masa lalu
Jika ada pengalaman yang tidak di inginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan. Contoh : Seseorang yang mengalami diare yang menyebabkan dirinya masuk rumah sakit, maka dalam kehidupannya sehari-hari orang tersebut akan selalu berusaha untuk tidak mengulangi pengalaman masa lalunya.
4.      Harapan seseorang terhadap dirinya
Harapan mrupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan ke arah yang optimal. Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ke tingkat yang lebih baik secara fisik maupun psikologis, karena melalui harapan akan timbul motivasi bergaya hidup sehat dan selalu menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatannya.
5.      Keturunan
Keturunan juga dapat memberikan perubahan terhadap status kesehatan seseorang karena potensi perubahan status kesehatan telah di miliki melalui faktor gnetik, walaupin tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon terhadap berbagai penyakit.
6.      Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adlah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah dan kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan.
7.      Pelayanan
Apabila tempat pelayanan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan kurang baik, maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat
Untuk mempertahankan kondisi dalam keadaan sehat dibutuhkan keseimbangan dari:
1.      Gizi yang cukup
Untuk bisa mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna dalam makanan sehari-hari sangatlah sulit, sebab itu dibutuhkan food suplemen. Jadi food suplemen berfungsi agar tubuh tidak mudah sakit.
2.      Istirahat yang cukup
Walaupun kita sudah menjaga kecukupan gizi yang baik, tapi tetap dibutuhkan istirahat yang cukup, jika tidak, tubuhpun akan mengalami sakit.
3.      Mental, rohani, dan sosial yang seimbang
Karena manusia bukanlah makhluk yang individualis dibutuhkan kehidupan sosial dan keseimbangan mentalitas rohani yang baik.
4.      Olah raga teratur
5.      Lingkungan sekitar (air, udara)
Lingkungan yang bersih dan jauh dari pencemaran polusi akan menunjang kehidupan yang sehat.
Hikmah Sakit :
1.      Sakit adalah penggugur dosa-dosa hamba-Nya.
Penyakit yang diderita seorang hamba menjadi sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan termasuk dosa-dosa setiap anggota tubuh. Rasulullah Saw bersabda, “Setiap getaran pembuluh darah dan mata adalah karena dosa.Sedangkan yang dihilangkan Allah dari perbuatan itu lebih banyak lagi.” (HR. Tabrani).
2.      Melatih kesabaran
Orang sakit yang mau bersabar akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan.”(HR. Muslim aisyah )
3.      Sebagai timbal balik dari siksa neraka
Ia akan selamat dari siksa neraka.“Aisyah Ummul Mukminin menerangkan sabda Rasulullah Saw bahwasannya sakit karena demam itu akan menghindarkan orang Mukmin dari siksa api neraka.” (HR. Al-Bazzar)
4.      Selalu ingat pada Allah.
Dalam kondisi sakit akan membuat orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya sehingga ia akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah Swt. Kepasrahan inilah yang menuntunnya untuk bertaubat.
5.      Selalu mengingat nikmat Allah.
Sakit membuat orang tahu manfaat sehat. Tidak jarang orang merasakan nikmat justru ketika sakit. Begitu banyak nikmat Allah yang selama ini lalai untuk ia syukuri. Bagi orang yang banyak bersyukur dalam sakit, ia akan memperoleh nikmat.
6.      Pembersihan hati dari penyakit.
Pendapat Ibnu Qayyim, “Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, maka ia akan menjadi manusia ujub dan takabur.




4 komentar:

  1. terimakasih atas infonya...apakah ada sumber pustakanya?

    BalasHapus
  2. HMMM MANTAP. thank's infonya...

    BalasHapus
  3. inisumber pustakanya dari buku apa yah?
    tolong bantu saya saya mau ambi ini buat skrispi saya. tolong kirim ke email saya ya asuguik@gmail.com terimaksih banyak

    BalasHapus
  4. maaf bisa bantu ini sumber pustakanya dari mana? saya butuh untuk bahan KTI saya...terimakasih

    BalasHapus